Minggu, 27 Januari 2008

Seorang Putra Bangsa Telah Pergi

kemarin, seakan alam pun ikut berduka
mendung yang bergelayut turun menjadi rintik hujan
rintik hujan yang bagaikan tetesan air mata yang mengalir deras seiring kepergiannya
rintik hujan yang seakan menandakan sebuah kehilangan yang sangat besar
seorang putra bangsa ini telah pergi
salah seorang putra terbaik bangsa telah berpulang padaNya
seorang Bapak Pembangunan telah tiada
jalan penuh liku telah sampai di batasnya
perjuangan hidupnya harus berakhir sekarang
tak perlu lagi merisaukan hal lain
tak perlu lagi kau mendengar hujatan itu
tak perlu lagi kau bertahan
lepaskanlah semuanya
pergilah dengan tenang
pergilah ke sisiNya
pergilah
seseorang telah menunggumu di sana
seseorang yang telah pergi mendahuluimu
seseorang yang sangat berarti bagimu
kami di sini akan selalu mendoakanmu
kami di sini akan meneruskan perjuanganmu
kami di sini akan mencoba memperbaiki segalanya
kami para generasi penerus bangsa
jadi relakanlah semuanya
jangan kau risaukan lagi
walaupun kami masih belum rela melepasmu
walaupun kami masih belum siap menerima kepergianmu
walaupun kami masih belum dapat membawa beban tanggung jawab itu
kami akan mencoba
jadi letakkanlah semua bebanmu
pundakmu telah lelah memikul segala beban itu
beristirahatlah sekarang
beristirahatlah dengan tenang
beristirahatlah untuk selamanya
kami yang akan mengantarkanmu dengan tegar hati
kami yang akan selalu berlapang dada
kami yang akan selalu memaafkan
kami yang akan selalu mendoakanmu
hari ini pun,mendung masih bergelayut
mengiringi perjalanan terakhirmu
perjalanan menuju pembaringan terakhir
perjalanan dari sebuah akhir dan sebuah awal yang lain
awal yang lain lagi bagi kami
awal yang mungkin akan sangat berat tanpamu
awal yang ditakdirkan bagi kami
sejak dulu
lihatlah kami dari sana
lihatlah kami menangis untukmu
lihatlah banjir air mata untukmu
lihatlah betapa tegarnya kami menerima kepergianmu
dan doakanlah kami
doakanlah kami
untuk bisa meneruskan perjuanganmu
untuk bisa menggantikan pundakmu dalam memikul beban ini
untuk bisa melaksanakan tanggung jawab kami
untuk bisa memperbaiki segalanya
untuk bisa tetap berjuang tanpamu
untuk bisa menjadi sepertimu
untuk bisa merelakanmu
selamat jalan
selamat tinggal
walaupun hujatan demi hujatan mengiringi
walaupun jalan itu penuh liku
walaupun kau tak selalu benar
ingatlah
kami selalu ada di sini untuk memaafkanmu
dan memperbaiki semuanya
jadi janganlah bercemas hati
pergilah
pergilah dengan tenang
selamat jalan


"...betapa hatiku takkan pilu
telah gugur pahlawanku
betapa hatiku takkan sedih
hamba ditinggal sendiri

siapakah kini plipur lara
nan setia dan perwira
siapakah kini pahlawan hati
pembela bangsa sejati

telah gugur pahlawanku
tunai sudah janji bakti
gugur satu tumbuh sribu
tanah air jaya sakti..."